Minggu, 26 September 2010

Membaca Kembali Tulisan Tulisan Yang Telah Lalu

Membaca tulisan-tulisan yang telah lalu ada perasaan malu, kok agak konyol yah..? beberapa dari blog lama yang sekian lama tak pernah kujumpai (baru sekarang nyoba2 nengok, ternyata masih ada) kuhapus, malu juga kalo tulisan konyol gitu di baca orang :p
Termasuk catatan-catatan harianku, hari-hari yang lalu ketika kutengok kembali ternyata bikin malu sendiri bacanya, luapan-luapan emosi begitu terasa. Hmm..., nulis yang positif-positif aja kali ya...
Terus belajar..., moga bermanfaat

Kamis, 23 September 2010

ternyata blog jadul ku masih ada..!

Ternyata blog jadul ku masih ada. membaca tulisan tulisannya teringat masa di saat aku menulisnya.., hi..hi waktu masih susah nan galau dulu..., jadi penghibur hatinya ya nulis2 di blog he...he, temen2 bloger lainnya juga gitu gak yah...?.
mmm..., kalau sekarang..., sedih dan galau penghibur hatinya ada suami dan anak yang lucu.

Sabtu, 10 November 2007

Ternyata Allah Maha Pencemburu





Ketika ujian datang, sesungguhnya itulah tanda cinta Allah pada kita. Allah ingin kita dekat pada Nya, memohon dan memohon agar kita diberi kekuatan, kesabaran kelapangan, dan jalan keluar. Allah ingin hanya pada Allah saja kita meminta, seperti yang telah kita ucapkan dalam sholat-sholat kita ... “Inna sholati wanusuki wa mahyaya wa mamati lillahirobbil ’alamiin... sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan Semesta Alam”. Begitu pula ketika kita memulai membaca Ummul kitab Al-fatihah, yang Allah telah menjanjikan banyak pahala bagi siapa saja yang membacanya dan Allah mengabulakan doa-doanya. “...Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan...”. Bukankah kata-kata itu adalah-kata-kata janji kesetiaan, bahwa hanya pada Allah saja kita meminta. Tidak ada tempat lain yang diperbolehkan untuk kita mintai tolong, sekalipun hanya meminta masukan lewat kata dan nasehat atas masalah yang kita hadapi. Karena kita telah berjanji, bahwa Allah lah satu-satunya tempat meminta, hanya Allah saja..... dan Allah Maha Pencemburu...

Ketika kita di uji, bertubi-tubi, bahkan mungkin dengan berat hati, itulah saat-saat Allah merindukan kita untuk bisa dekat pada-Nya saja. Sesungguhnya merupakan suatu kehormatan bahwa kita termasuk orang-orang yang dirindukan Allah. Subhannallah... seharusnya kita bersyukur dan semakin cinta pada Allah...

Dan semoga kitapun tidak menjadi angkuh karena merasa paling banyak berpengalaman dalam ujian hidup...






Pengalamanku Guruku











Rumah tetanggaku dan sepeda motorku yang ikutan mejeng



Assalamu’alaykum Wr. Wb

Coba-coba bikin Blog, mudahan bisa ya… habis gak ada yang ngajarin, coba-coba sendiri siapa tau bisa. Yah sebenernya bagusnya beberapa hal ilmu itu dipelajari secara otodidak aja, gak pake ada yang ngajarin, selain ngirit ongkos untuk bayar sang guru, pastinya ilmu yang didapat akan lebih melekat dalam diri kita dan terus berkembang dengan seiring waktu apabila terus ditekuni. Hmm….., terus terang aja kalo aku sih dari sekian pengalaman, hal-hal yang aku pelajari sendiri biasanya lebih melekat dan terus berkembang, semakin sering ditekuni, semakin penasaran saja dengan hal-hal baru yang baru aku temui, selanjutnya semakin sering mencoba semakin seru dan semakin enak bisa ini itu ( Iyasih… awalnya emang Try and Error gitu).

Ngomongin Try and Error… aku jadi ingat waktu pertama kali aku harus pegang barang yang namanya Komputer… dulu sering banget bikin rusak komputer mbak-mbak di kos waktu harus ngerjain tugas yang di beri dosen atau yang di beri si ketua Pusdima (ceritanya aktivis… ngikut kepanitiaan kegiatan kampus gituh!).

Bisa dibilang aku dulu gatek emang iya. Dulu waktu SMA aku memang ada pelajaran Komputer, tapi komputer jadul yang masih pake disket yang lebar and tipis itu loh… Waktu itu guruku ngajarinnya banyak teorinya, prakteknya sebenernya juga banyak sih, tapi tetep aja gak ngemet. Siapa yang salah ya…? Guruku yang gak bisa ngajarin atau aku yang ‘dodol’ ? atau…. Sistem pendidikannya yang salah…? Walah… sistem pendidikan lagi yang disalahin. Yah hari gini kalo masih seneng nyalah-nyalahin, pastinya masalah sulit juga selesainya. Tapi ada juga sih masalah yang selesai gara-gara ada pihak yang terus di salah-salahin tapi masalahnya selesai juga (padahal nggak juga sih), seperti jalanan di tempat ku berada yang katanya jalan-jalan sama sekali gak sensitiv gender, bolong-bolong sampe-sampe banyak ibu-ibu muda yang keguguran or bayi-bayi yang lahir sebelum waktunya aliyas prematur. So…, Gara-gara banyak didemo baik oleh warga setempat maupun mahasiswa, ya akhirnya di aspal juga. Tapi gak lama kemudian hujan, banjir, bolong lagi tuh jalanan. Jadi siapa yang salah dunk…? Walikotanya..? Jalanannya? Hujannya..? atau masyarakatnya yang tidak memelihara fasilitas umum..? Trus kalo walikotanya bilang “wah ntar itu kalo di aspal lagi ya bolong lagi dan begitu seterusnya” , lah jadi gimana dunk masa’ sich masalah dibiarin terus berputar-putar gitu trus, yah…kalo kata Aming… “cape deeh…”

So, mestinya kita belajar dari pengalaman, yaks… pengalamanlah yang mengajarkan kita untuk terus memperbaiki diri. Belajar dari pengalaman kalo ditekuni terus di satu bidang pastinya seru loh… tak hanya seru, lebih mantap dan pastinya bermanfaat untuk orang lain. Seperti aku, belajar komputer secara atodidak walaupun awalnya salah-salah, sekarang sudah bisa ngajarin komputer adek2, (adek-adek tingkat, adek tetangga, adek-adek di jalan… dll). Maunya yang punya wewenang untuk ngaspal jalanan begitu ya, belajar dari pengalaman, biar jalanannya gak bolong-bolong mulu’. Pastinya semua harus berangkat dari hati nurani yang bersih, sebenernya kita hidup ini mau ngapain sih, mencari kenikmatan sesaat, atau kenikmatan sejati yang tak pernah habis-habisnya hingga hari akhir nanti. Orang-orang yang ikhlas (berharap kenikmatan sejati) pastinya ingin dirinya menjadi bermanfaat bagi orang lain, tentunya lagi-lagi dengan ikhlas. Yuks…., terus belajar dari pengalaman dan Ikhlas…

Wassalamu’alaykum Wr. Wb